Kamis, 23 Mei 2013

Mengamati sifat garam sukar larut


Hidrolisis Garam
Standart kompetensi     : Memahami sifat-sifat larutan asam basa,metode pengukuran dan         terapannya

Kompetensi dasar           : Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan garam tersebut

Tujuan                                  : untuk mengetahui sifat larutan garam yang terhidrolisis

Teori                                      : Hidrolisis adalah peristiwa penguraian garam oleh air membentuk basa dan asamnya kembali. Larutan garam ada yang bersifat asam,basa atau netral,tergantung dari asam-basa penyusunnya.
a.       Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis sebagian
b.      Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah juga mengalami hidrolidid sebagian
c.       Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah mengalamai hidrolisis total
Garam yang terbentuk dari basa kuat dan asam kuat dalam lerutan tidak mengalami hidrolisis sehingga konsentrasi ion H⁺ dan OH⁻ dalam alrutan adalah sama dan larutan garam ini bersifat netral (pH= 7)
Untuk mengetahui sifat larutan garam,dapat di lakukan memalui kegiatan berikut :
Alat dana bahan               :
1.       Lempeng tetes
2.       Pipet tetes
3.       Kertas lakmus merah dan biru
4.       Larutan KCl 1 M
5.       Larutan NaCH₃COO 1 M
6.       Larutan NH₄Cl 1 M
7.       Larutan Na₂CO₃ 1 M
8.       Larutan Al₂(SO₄)₃ 1 M
Cara kerja :
1.       Siapakan masing-masing larutan
2.       Setiap larutan di teetskan dalam lempeng tetes sekitar 10 tetes
3.       Periksa larutan dengan mencelupkan kertas saring merah dan biru
4.       Amati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus

Hasil pengamatan            :
no
Larutan
Lakmus merah
Lakmus biru
Sifat
1
KCl
merah
Biru
Netral
2
NaCH₃COO
Biru
Biru
Basa
3
NH₄Cl
Merah
Merah
Asam
4
Na₂CO₃
Biru
Biru
Basa
5
Al₂(SO₄)₃
merah
merah
Asam
Pertanyaan         :
1.       Garam manakah yang tidak mengalami hidrolisis sebagian dan garam yang tidak terhidrolisis? Garam yang tidak terghidrolisis adalah KCl , garam yang terhidrolisis sebagian adalah Al₂(SO₄)₃, NaCH₃COO,Na₂CO₃,NH₄Cl

2.       Tuliskan reaksi gsram yang mengalami hidrolisis ! Al₂(SO₄)₃

Kesimpulan        :
Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan garam-garam yang terhodrolisis yang memiliki sifat asam yaitu : NH₄Cl dan Al₂(SO₄)₃ sedangkan yang memiliki sifat basa yaitu : NaCH₃COO dan Na₂CO₃

Mengamati sifat garam sukar larut

Kompetensi dasar           : Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip  kelarutan dan hasil kali kelarutan

Tujuan                                  : Memebuat garam yang sukar larut dalam air
Alat dan bahan                  ;
1.       Rak tabung reaksi
2.       Tabung reaksi
3.       Pipet tetes
4.       Larutan AgNO₃ 0,1 M
5.       Larutan BaCl₂ 0,1 M
6.       Larutan Na₂SO₄ 0,1 M
7.       Larutan NaCl 0,1 M
8.       Larutan K₂CrO₄ 0,1 M
Cara kerja                            :
Percobaan A
1.       Masukkan larutan NaCl 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes
2.       Tambahankan 5 tetes larutan AgNO₃ 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan NaCl. Amati dan catat perubahan yang terjai.
 Percobaan B     
1.       Masukkan larutan Na₂SO₄ 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2cm dengan menggunakan pipet tetes
2.       Tambahkan 5 tetes larutan K₂CrO₄ 0,1 M ke dalam tabungan reaksi yang berisi larutan Na₂SO₄. Amati dan catat perubahan yang terjadi.
Percobaan C
1.       Masukkan larutan AgNO₃ 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2cm dengan menggunakan pipet tetes
2.       Tambahkan 5 tetes larutan K₂CrO₄ 0,1 M ke dalam tabungan reaksi yang berisi larutan AgNO₃  . Amati dan catat perubahan yang terjadi
Percobaan D
1.       Masukkan larutan BaCl₂ 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2cm dengan menggunakan pipet tetes
2.       Tambahkan 5 tetes larutan K₂CrO₄ 0,1 M ke dalam tabungan reaksi yang berisi larutan BaCl₂  . Amati dan catat perubahan yang terjadi
Hasil pengamatan             :
percobaan
pencampuran
pengamatan
A
AgNO₃ + NaCl
Mengendap,endapan berwarna putih
B
Na₂SO₄ + K₂CrO₄
Kuning tidak mengendap
C
AgNO₃ + K₂CrO₄
Mengendap,endapan berwarna coklat,cairan berwarna coklat
D
BaCl₂ + K₂CrO₄
Endapan berwarna putih, cariran endapan berwarna kuning

Pertanyaan         :
1.       Tuliskan persaamn reaksi ion yang terjadi pada percobaan A,B,C dan D
A : AgNO₃ + NaCl →NaNO₃ + AgCl (mengendap) → Q > ksp
B: Na₂SO₄ + K₂CrO₄ →Na₂CrO₄ + K₂SO₄
C: AgNO₃ + K₂CrO₄ →Ag₂CrO₄ + 2 KNO₃ (Larut) → Q
D: BaCl₂ + K₂CrO₄ → BaCrO₄ + 2 KCl (jenuh) → Q=ksp
2.       Tuliskan nama dan rumus kimia keempat elektrolit sukar larut yang terbentuk pada percobaan ini !
AgCl = perak klorida
AgCrO₄ = perak kromat
BaCrO₄ = barium klorida
3.       Bagaimana rumus ksp keempat elektrolit pada pertanyaan no.1 terhadap :
a.       Konsentrasi
A : AgCl = [Ag⁺][Cl⁻]
C: Ag₂CrO₄ = [Ag⁺]²[CrO₄²⁻]
D: BaCrO₄= [Ba²⁺][CrO₄²⁻]
b.      Kelarutan
A : s²
B: 4sᵌ
C: 4sᵌ
D: s²
4.       Diketahui data ksp sebagai berikut
senyawa
Ksp
AgCl
1,7 x 
Ag₂CrO₄
1,9 x 

a.       Hitunglah kelarutan AgCl dan AgCrO₄ dalam 1 L air murni
s² = ksp
s = 
  = 1,7 x 
b.      Hitung kelarutan AgCl dalam 1 L NaCl 0,1 M
[Ag⁺][Cl⁻] = ksp
[Ag⁺] 0,1 = 1,7 x 
[Ag⁺]= 1,7 x 
c.       Hitung kelarutan Ag₂CrO₄ dalam 1 L AgNO₃ 0,1 M
[Ag⁺]²[CrO₄²⁻]= ksp
[0,1]² s = 1,9 x
S = 1,9 x

Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan, garam yang mengendap yaitu AgCl (perak klorida), Ag₂CrO₄ (perak kromat) dan BaCrO₄ (barium kromat)

sistem koloid


sistem koloid


Standar kompetensi       :  Menjelaskan system dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Kompentesi Dasar           : Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitar
Pembuatan koloid

Tujuan                                  : Mmembedakan serta memahami pembuatan koloid secara dispersi dan kondensasi
Teori                                      : Ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati dan partikel suspensi. Oleh karena itu,sistem koloid dapat di buat dengan pengelompokan (agregasi) partikel sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar kemudian didispersikan ke dalam medium pendispersi. Cara pembuatan koloid antara lain :
1.       Cara kondensasi yaitu partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat di lakukan melalui reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks,hidrolisis,dan dekomposisi rangkap, atau dengan pergantian pelarut.
2.       Cara dispersi, yaitu partikel kasar di pecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat di lakukan secara mekanik, peptisasi atau dengan loncatan bungan listrik(cara busur Bredig)
Alat dan Bahan                  :
A.      Alat :
1.       Lumpang
2.       Gelaskimia
3.       Tabung reaksi dan rak
4.       Pembakar spirtus
5.       Pengaduk kaca
6.       Kaki tiga dan kasa kawat
7.       Gelas ukur
8.       Labu erlenmayer
9.       Pipet tetes
10.   Neraca
B.      Bahan   :
1.       Gula pasir
2.       Serbuk beleranf
3.       Agar-agar
4.       Minyak tananh
5.       Larutan FeCl₃ jenuh
6.       Larutan sabun
7.       Aquadest
Cara kerja :
Percobaan A : pembuatan sol dengan cara dispersi
a.       Sol belerang dalam air
1.       Campurkan 1 bagian gula dengan 1 bagian belerang, dan gerus dengan alus dan lumpang sampai halus
2.       Ambil 1 bagian campuran dan campurkan denfgan 1 bagian gula,lalu gerus sampai halus
3.       Ulangi langkah nomor 2 sampai empat kali. Ambil 1 bagian campuran keekmpat dan tungkan campuran itu ke dalam gelas kimia yang berisi 50ml air. Kemudian aduk campuran ini. Amati hasilnya
b.      Sol agar-agar dalam air
1.       Ambil agar-agar sebanyak 2 spatula kaca dan larutkan ke dalam gelas kimia yang berisi 25 ml air mendidih
2.       Dinginkan campuran itu dan perhatikan apa yang terjadi. Cara ini di sebut peptisasi
Percobaan B  : pembuatan sol dengan cara kondensasi
1.       Panaskan 50 ml air dalam gelas kimia 100 ml sampai mendidih
2.       Tambahkan larutan FeCl₃ jenuh setetes demi setetes sambil di aduk hingga larutan manejadi merah coklat. Amati hasilnya
Percobaan C : pembuatan emulsi
1.       Masukkan 1 ml minyak tanah dan 5 ml air ke dalam suatu tabung reaksi. Guncangkan tabung dengan keras setelah terlebih dahulu di sumbat dengan tutup gabus atau karet. Letakkan tabung reaksi di rak.
2.       Masukkan 1 ml minyak tanah , 5 ml air dan 15 tetes larutan sabun ke dalam tabung reaksi lain. Guncangkan tabung dengan kuat dan letakkan di rak. Amati kedua tabung tersebut
Percobaan D :
1.       Tuangkan 50 ml susu kedalam gelas kimia
2.       Tambahkan 5 ml asam asetat/asam cuka ke dalam gelas kimia tersebut
3.       Amati apa yang terjadi
Hasil pengamatan            :
Percobaan
Kegiatan pembuatan
Hasil
A
a.sol belerang (dispersi)
Warnanya keruh dan masih ada endapannya

B.sol agar-agar (dispersi)
Kental,keruh dan ada endapannya
B
Sol Fe(OH)₃ (kondensasi)
Merah ke coklatan
C
a.campuran air dan minyak tanah
Bercampur,warna keruh dan ada busa

b.campuran minyak tanah,air dan sabun
Campur,keruh dan ada busannya lebih banyak
D
homogenisasi
Terjadi penggumpalan saat di teteskan

Pertanyaan :
1.       Jelaskan perbedaan pembuatan koloid secara dispersi dan kondensasi
Cara dispersi : semua molekul dan ion jika di campurkan akan menjadi partikel koloid
Cara kondensasi : untuk mencampurkannya menjadi koloid di perlukan adanya       penggancuran pada partikel kasar.
2.       Apa fungsi gula dalam pembuatan belerang ?
Sebagai zat yang membantu belerang membentuk koloid dalam air karena sifat gula yaitu akan membuat larutan di dalam air
3.       Apa yang terjadi pada saat larutan FeCl₃ jenuh di teteskan ke dalam air mendidih ?  Tuliskan apa reaksi kimianya
Warnanya terbentuk merah kecoklatan dan partikelnya menyebar ke seluruh cahay FeCl₃ + H₂O → Fe(OH)₃ + HCl
4.       Kesimpulan :
Dari percobaan di atas, dapat kita ketahui bahwa kondensasi merupakan cara pembuatan  koloid yang awalnya merupakan larutan. Sedangkan dispersi adalah cara pembuatan koloid yang awalnya berupa suspensi. Minyak merupakan zat yang tidak larut dalam air. Tetapi ketika di tambahkan detergen, larutan dapat larut di dalam air

titrasi asam basa


titrasi asam basa


I. Tujuan
   A.Menentukan konsentrasi HCl dan larutan NaOH     
   B.Menentukan kadar asam asetat dalam cuka dapur dengan titrasi asam basa

II. Teori
    Titrasi adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar suatu suatu larutan. Dalam titrasi zat yang akan ditentukan konsentrasinya dititrasi oleh larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan disertai penambahan indicator. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut larutan baku atau larutan tandar, sedangkan indicator adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir yang dikenal dengan istilah titik akhir titrasi.Berdasarkan pengertian titrasi, maka titrasi asam basa merupakan metode penentuan kadar larutan asam dengan zat peniter (titrant) suatu larutan basa atau penentuan kadar larutan basa dengan zat peniter(titrant) suatu larutan asam, dengan reaksi umum yang terjadi ;Asam + Basa —> Garam + AirReaksi penetralan ini terjadi pada proses titrasi. Titik akhir titrasi adalah kondisi pada saat terjadi perubahan warna dari indicator. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekivalen  titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam tepat bereaksi dengan larutan basa. Dengan demikian, pada keadaan tersebut (titik ekivalen) berlaku hubungan :
Va.Ma.a = Vb.Mb.b
Va = Volume asam (L)
Ma=Molaritas asam
Vb = Volume basa (L)
Mb = Molaritas basa
a = valensi asam, b = valensi basa

Pada percobaan ini, akan ditentukan konsentrasi HCl dalam Molar dengan menggunakan larutan NaOH dan indikator fenolftalein.
Titrasi Asam kuat dengan Basa kuatTitrasi Larutan HCl 0,1 M oleh larutan NaOH 0,1 MReaksi : HCl + NaOH —> NaCl+ H2O
Percobaan B : Penentuan kadar asam asetat dalam cuka dapurTitrasi larutanCH3COOH oleh larutan NaOH 0,1 M
Reaksi : CH3COOH + NaOH —–> CH3COONa + H2OReaksi ion bersih : CH3COOH + OH- —–> H2O + CH3COO-Dalam titrasi ini dipilih indikator PP (fenolftalein).
Pemilihan indikator tergantung pada titik setara (ekivalen) dan titik akhir titrasi. Indikator PP mempunyai selang pH = 8,3 – 10,0.
Pada kondisi asam (pH < 7), indikator pp tidak memberi perubahan warna, sedang pada kondisi basa (pH>7) indikator PP memberi warna merah muda.

III. Alat dan Bahan

A. Alat :
Labu erlenmayer 125 ml
Pipet Volumetrik 10 ml
Buret
Labu ukur
Statif dan Klem
Corong Kecil
Botol Semprot
Pipet tetes
Gelas Kimia 100 ml


B. Bahan :
Larutan HCl 0,1 M
Larutan asam cuka
Larutan  NaOH 0,1 M
Indikator PP    
IV.Cara Kerja

Percobaan A: Titrasi Asam Kuat dan Basa Kuat
 Sebanyak 10ml larutan HCl M diambil dengan pipet volumetrik lalu dipindahkan ke dalam labu erlenmayer 250ml.
Sebanyak 5 tetes indicator PP ditambahkan ke dalam labu erlenmayer tersebut.
Buret, statif dan klem disiapkan.
Buret diisi dengan larutan NaOH 0,1M tepat ke garis nol.
Kran buret dibuka secara perlahan sehingga NaOH tepat mengalir ke dalam labu erlenmayer.
Titrasi dilakukan sampai didapatkan titik akhir titrasi (pink muda). Selama penambahan, labu erlenmayer digoyangkan agar NaOH merata ke seluruh larutan. Perubahan warna diamati. Volume NaOH yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir titrasi dicatat.
Langkan 1-6 diulangi sehingga didapatkan dua data titrasi.


Percobaan B : Titrasi Asam cuka  dengan Basa Kuat

Sebanyak 10 ml larutan asam cuka diambil dengan pipet volumetrik lalu dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml , dan ditambahkan air hingga tanda batas.
Pipet sebanyak 10 ml larutan tersebut ke dalam labu erlenmayer 125 ml , ditambahkan sebanyak 5 tetes larutan indicator PP.
Titrasi dilakukan hingga didapatkan titik akhir titrasi.
Langkah 2 dan 3 diulangi hingga diperoleh dua data titrasi.


V. Hasil Pengamatan

1. Volume titik akhir titrasi asam kuat- basa kuat
No
Volume HCL
Volume NaOH
1
10 ml
8,1 ml
2
10 ml
16,5 ml

2.Volume titik akhir titrasi asam cuka – basa kuat
No
Volume asam cuka
Volume NaOH
1
10 ml
1,5 ml
2
10 ml
3,5 ml

VI. PERTANYAAN

1.Bagaimana perbedaan titrasi A dan B ditinjau dari pH titik ekivalennya?
 Percobaan A.
    pH Asam Kuat = 1-log 1,23
    pH Basa Kuat = 13
    pH Ekivalen = 8 sd 9

Percobaan B 
. pH Asam Lemah = 1- log 2,5
  pH Basa Kuat = 13
  pH Ekivalen = 8 sd 10
2.Hitunglah konsentrasi larutan HCl dengan data percobaan A


   Va . Ma . a = Vb . Mb . b
   10 . Ma . 1 = 12,3 . 0,1 . 1
      10Ma      = 1,23/10
           Ma     = 0,123

3. Hitunglah konsentrasi larutan Cuka dengan data percobaan B
   Va . Ma . a = Vb . Mb . b
   10 . Ma . 1 = 2,5 . 0,1 . 1
      10Ma      = 0,25
           Ma     = 0,025

4. Mengapa pada setiap titrasi asam basa diperlukan indikator?
  Karena larutan indicator adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir (yang dikenal dengan istilah titik titrasi).
5.Buatlah  sketsa grafik pH larutan terhadap volum larutan NaOH
  Percobaan A
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVeMF9IxL6vye67vhhQ8k7hDu1dZUNwKubLB74e6lS6un6x0iBxp3G8dLmsNAwrCwFCCaQ3zBliw4ZZVEOeA9CIIUImJ6rhGaqSY1b9HWTezd_IAMFydBmN1dIAaqnIDUbLR4VSNoxLUsJ/s200/titrasi+kuat-kuat.jpg


     
HCL- NaOH 
Asam kuat dan Basa Kuat







Percobaan B
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhupMF6ysYBx5UwNm9G84FT6V0r8N618K6FpxQ_eAoNCN7Yd2GJe5fuoe_-K3xEGAX4Pyx5qmdmTxH7qTK-Xw_EpxCCdWQkWb7kmkNeRh2gTXl4rk10MXiZNmQj4ne7VBGfVhv6yeHXR1_M/s200/lemahkuat.png

CH3COOH - NaOH
Asam lemah dan Basa Kuat







VII. KESIMPULAN :

 Untuk mengetahui sebuah konsentrasi suatu larutan dapat menggunakan cara titrasi, yaitu dengan cara mencampur suatu larutan asam dengan larutan basa dan menggunakan bantuan larutan-larutan indikator untuk mengetahui titik akhir titrasi.
pH ekivalen titrasi asam kuat dengan basa kuat = 8-10
pH ekivalen titrasi asam lemah dengan basa kuat = 8-9